Pendidik dan Pengajar

Kita dipertemukan dalam forum akademis yang menciptakan miliu berpikir kritis. Dalam dunia pendidikan, profesi sebagai dosen dianggap prestis. Sayangnya hal itu bertolak belakang dengan perkembangan dinamika perdosenan. Tulisan ini menjadi awal goresan tinta harapan dan curhatan seputar suka duka menjadi pendidik. Karir sebagai pendidik dimulai menjadi guru pesantren, guru sekolah hinggua saat ini pribadi menjadi seorang dosen.

Masalah Nilai dan Jati Diri Pendidik ... (Part 1)

Dosen secara konstitucional sama dengan Guru, berstatus sebagai teaaga pendidik. Kalau kita cermati pendidik itu berbeda dengan pengajar. Pemahamannya seperti ini, pengajar adalah subjek pelaku pengajaran, dan perilaku ajar ada di dalam proses pembelajaran dan bersifat formal. Maka kemudian pengajaran dimaknai sebagai proses pembelajaran di dalam kelas. 

Esensi pendidik lebih luas dan dalam dibanding pengajar. Lingkup pembelajaran dapat dilaksanakan di dalam lingkungan formal maupun non-formal. Dalam situasi formal kegiatan pembelajaran disebut pengajaran. Sedangkan pembelajaran yang dilaksanakan di luar jam mengajar adalah pendidikan.

Sebuah filosofi hidup yang diajarkan pesantren terkait pendidikan adalah segala hal yang kamu lihat, kamu dengar, dan kamu rasa adalah pendidikan. Oleh sebab itu tanggung jawab seorang pendidik tidak selesai di dalam kelas melainkan di luar kelas.  

Ki Hajar Dewantara mengungkap kon sep Tri Centa Pendidikan, yang berarti lingkungan pendidikan itu terbagi menjadi tiga, pendidikan di Sekolah, Pendidikan di dalam keluarga, dan pendidikan di Masyarakat. Atas dasar itu maka seorang pendidik bertanggung jawab secara moril pada saat di sekolah, keluarga dan masyarakat. 

Konsekuensi seorang pendidik kemudian menjadi tantangan. Pertama seorang pendidik dihadapkan kepada tantangan menjadi seorang tauladan. Ranah keteladanan mencangkup empat aspek, pertama dalam hal keilmuan dan wawasan, kedua dalam hal mental dan perilaku, ketiga dalam hal personifikasi kehidupan dan kompetensi.  

Tantangan bukan berarti hambatan, so.. mari jadi pendidik yang menyukai tantangan, dan jadikan profesi pendidik menjadi sebuah kebanggaan. Karena dari hati nurani seorang pendidik mampu menghasilkan manusia terdidik seutuhnya yang mampu membawa perubahan di masa depan. Pendidik... Bisa..!



Foto sebagai pemanis calon Ustadzah Sholehah


0 Comments